By. Cymel
Seandainya... kau ada di sini denganku, mungkin ku
tak sendiri... Bayanganmu, yang selalu menemaniku… hiasi malam sepiku... Ku
ingin bersama dirimu...
(Dygta _ KKSK)
Sayup-sayup terdengar
alunan musik dari balik dinding kamar Dita, sebenarnya Dita pengen banget
mendengarkan keras-keras lagu kesayangan yang dinyanyikan oleh group band
favoritenya itu, kalau saja lagu itu tidak mengingatkan dia kepada seorang
Yuditya Anggara, cowok yang selama ini disayanginya. Menurutnya lagu itu telah
mengingatkannya kepada kejadian 3 bulan yang lalu, saat dia mencampakkan Yudit,
kekasihnya.
Saat itu kampus dimana
Dita dan Yudit berkuliah baru saja selesai mengadakan UTS. Dan saat itu Dita
sangat bersemangat untuk menemui kekasihnya, maklum selama seminggu ini Dita
dan Yudit bersepakat untuk tidak ketemuan (karena UTS).
“Hmmm… Yudit lagi ngapain
yach…! Aku kangen banget nih sama dia…! Dia dimana yach…? Emm… pasti lagi di
kantin, biasanya kalau lagi iseng gini kan
dia suka ke kantin…! Aku ke kantin aja ah…!” ujarnya dalam hati.
Dengan gembira dan hati
yang berbunga-bunga Dita berjalan menuju kantin kampus yang letaknya tidak
begitu jauh dari kelasnya. Terlihat jelas di wajahnya yang ceria itu bahwa Dita
sangat merindukan Yuditia.
Di sepanjang jalan, Dita mengembangkan
senyum manisnya, dia seakan sedang membayangkan pertemuannya dengan kekasihnya
itu. Namun, saat mulai mendekati kantin, raut mukanya mulai berubah. Langkahnya
mulai melemah dan terasa amat berat, tapi Dita terus berusaha untuk mendekati
Yuditya. Matanya mulai memerah dan hatinya terasa amat hancur saat Dita melihat
Yuditya tengah memeluk Indri, mantan kekasih Yuditya yang terlihat sedang
menangis di pojok kantin.
“Yudit…?!!! Apa-apaan sih
kamu ini…?!” teriak Dita kemudian sehingga membuat seisi kantin
memperhatikannya.
“Dita….?!!!” Yudit
menoleh ke arah Dita dengan terkejut, kemudian berdiri dan berkata dengan gugup.
“Di.. Dita…! Ka.. kamu
disini…?!” ucap Yuditya gugup.
“keterlaluan kamu Dit…!
Aku… aku bener-bener nggak nyangka kamu bisa ngelakuin hal semunafik ini di
depan aku…!! Aku benci sama kamu Dit… benci…!!!” sahut Dita sambil berlaru dari
hadapan Yudit dan Indri yang masih saja menangis.
“Dita…! Tunggu…!!” teriak
Yudit sambil mengejar Dita dan meninggalkan Indri sendiri di kantin.
Dita terus saja berlari
tanpa memperdulikan teriakan Yudit. Hatinya kini benar-benar hancur. Namun,
beberama lama kemudian akhirnya Yuditya berhasil mengejar dan menahan Dita, dia
menarik tangan Dita saat berada di belakang kampus.
“Dita tunggu…! Kamu mau
kemana sih…?! Aku tuh kangen banget sama kamu Ta…!?” ucap Yuditya lemah.
“cukup Dit…! Aku nggak
mau mendengar omong kosong kamu lagi…! Cukup…!?” lanjut Dita.
“Dita…! Kamu harus
ngedengerin penjelasan aku dulu…!?”
“udahlah Dit, nggak usah
buang-buang tenaga…! Aku udah nggak mau mendengar penjelasan apa-apa lagi dari
kamu…! Lebih baik, sekarang kamu kembali sama Indri..! mantan kamu itu…!
Mungkin… dia lebih butuh kamu dari pada aku…!?” ucap Dita sinis.
“tunggu Ta…! Kamu tuh
salah paham sama aku…!”
“salah paham…?! Salah
paham apa…? Apa yang tadi aku lihat jelas-jelas di depan mata kepala aku
sendiri itu adalah sebuah kesalahpahaman…?! Jangan bilang kalau itu semua cuma
kebetulan atau sekedar bersandiwara…! Karena aku nggak akan percaya…!” bentak
Dita.
“bukan… bukan itu maksud
aku Ta…?! Kamu harus percaya sama aku…!?” balas Yudit.
“percaya…? Aku harus
percaya apa lagi Dit…! Menurut aku semuanya udah cukup menjelaskan bahwa kamu
tuh cowok munafik yang bisanya hanya mempermainkan cewek…! Jujur Dit…! Kamu
masih sayang kan
sama Indri…?! Aku tahu, aku juga sadar aku ini siapa…! Aku nggak mungkin bisa
nyaingin Indri yang cantik itu…! Maaf Dit…! Seharusnya aku tahu diri, karena
aku nggak pantes buat kamu…! Aku cuma kamu jadiin sebagai pelarian kamu karena
putus sama Indri…! Aku ini nggak ada apa-apanya…! Aku ini jelek… aku…”
“Dita…! Cukup…!” bentak
Yudit sehingga membuat Dita terdiam.
“ok…! Aku akuin memang
dulu aku sayang sama Indri…! Tapi itu dulu Ta… dulu…! Sekarang.. yang aku
sayang itu cuma kamu Ta…!? Nggak ada lagi wanita lain di hati aku, termasuk
Indri…! Indri itu sekarang udah aku anggap sebagai adik aku sendiri Ta…! Aku
udah nggak ada perasaan apa-apa lagi sama dia…! Dia Cuma sebagian dari masa
lalu yang udah aku lupain…! Tadi.. dia tuh curhat sama aku kalau dia lagi punya
masalah sama cowoknya…! Kamu harus percaya sama aku Ta…! Dia cuma mau nenangin
diri aja…”
“dengan cara pelukan sama
kamu…?!” sahut Dita.
Yudit terdiam, dia nggak
tahu lagi harus menjelaskan apa sama ceweknya itu.
“udahlah Dit…! Aku… aku
udah nggak percaya apa-apa lagi…! Hati aku udah hancur sekarang…! Dan aku
minta.. lebih baik mulai sekarang kita nggak usah berhubungan lagi…! Ini
terlalu menyakitkan buat aku Dit, kita putus…!” tegas Dita sambil berlalu dari
hadapan Yudit.
Yudit tidak dapat lagi
mencegah kepergian Dita, dia kini hanya mampu terdiam, menyesali semuanya
sambil menatap langkah gontai Dita, yang semakin lama semakin hilang dari
hadapannya.
Lamunan Dita tiba-tiba
terhenti, mandengar dantang jam yang sudah menunjuk ke angka jam 12 malam. Dia
sadar, bahwa ia harus segera tidur, karena besok pagi dia harus mengepak
beberapa pakaian dan barang-barang yang akan dibawanya untuk mendaki puncak
gunung gede Pangrango yang terletak di Cibodas, Jawa Barat.
Dita dan anak-anak klub
pencinta alam memang sudah merencanakan akan merayakan malam tahun baru 2006 di
atas puncak gunung Gede Pangrango sejak beberapa minggu yang lalu.
****
pagi-pagi sekali Dita
sudah bangun dari tidurnya, dan dengan segera ia langsung mengemas pakaiannya ke
dalam ranselnya yang lumayan gede itu. Saat ia membuka lemari pakaiannya..
tiba-tiba saja sebuah boneka teddy bear berwarna merah muda jatuh tepat di
bawah telapak kaki Dita, boneka itu adalah boneka pemberian Yuditya saat itu
Dita tepat berusia 19 tahun yang juga bertepatan dengan perayaan tahun baru
2005, waktu itu, pas malem tahun baru tepat pukul 12.00 malam Yuditya
menyatakan cinta pada Dita.
Dita teringat kembali
akan masa-masa indahnya bersama Yuditya, pertama kali Dita bertemu Yuditya
adalah pas acara Ospek, dimana Yudit sebagai ketua Ospek waktu itu. Ya.. Yudit
memang senior Dita di kampus.
Sejak pertama kali
melihat Yudit, Dita sudah mulai jatuh cinta. Menurutnya, Yudit adalah tipe
cowok yang selama ini dicarinya, dia baik, berwibawa, tinggi, sopan, dan satu
lagi.. Dita jatuh cinta sama Yudit karena lesung pipitnya yang manis, ya.. Dita
memang kagum sama cowok yang memiliki lesung di pipinya.
Tapi sayang, waktu itu
Dita hanya mampu memendam perasaannya, karena saat itu Dita tahu kalau Yudit
tengah menjalin hubungan dengan Indri, ya.. walaupun Yudit dan Indri sedang
bertengkar, tapi Dita nggak mau mengambil resiko untuk dinobatkan sebagai orang
ketiga dalam hubungan Yudit dan Indri.
Tapi… ternyata impian
Dita menjadi kenyataan, karena setelah beberapa bulan putus dengan Indri, Yudit
mulai mendekatinya dan akhirnya Yudit nembak Dita. Menurut pengakuan Yuditya
saat itu, sebenarnya dia sejak pertama kali melihat Dita sudah mulai suka,
tapi.. karena saat itu Yudit masih menjalin hubungan dengan Indri, dia tidak
berani mendekati Dita, padahal saat itu Yudit sudah tidak mempunyai perasaan
apa-apa sama Indri karena Indri telah membuat hatinya luka dengan menjalin
hubungan sama cowok lain.
Dita kembali dikejutkan
oleh suara ketukan pintu.
“Ta…! Dita…! Ayo sarapan
dulu Ta…! Kamu kan
mau pergi, nanti kamu sakit loh…!”
“Iya… sebentar…!” teriak
Dita.
Dita membuka pintu
kamarnya tersebut, dilihatnya seorang wanita setengah baya tengah tersenyum
manis dihadapannya.
“kok buka pintunya lama
banget sih…?! Tuh… papa lagi nunggu kamu
di bawah buat sarapan bareng…! Ayo… kita turun buat sarapan bareng sama papa…!”
lanjut mama dengan senyumnya yang manis.
“yah… Mama…! Bentar lagi
deh…! Tuh liat kamar aku berantakan banget…! Aku lagi ngepak baju nih…!” ucap
Dita manja.
“ya… ampun…! Dari tadi
belum selesai ngepak bajunya…?! Dari tadi kamu ngapain aja sih Ta…?!”
“he..he..” Dita hanya
mampu tertawa menjawab pertanyaan dari mamanya.
“hmm… kamu ini…!
Emangnya… jam berapa kamu berangkat…!?” tanya mama.
“ya… mungkin sekitar jam
sebelas kali…!” jawab Dita singkat.
“Ya udah deh…! Tapi nanti
sebelum berangkat kamu sarapan dulu ya…?!”
“beresss…! Ma…!?” lanjut
Dita.
“ya udah kalau gitu…!
Mama sama papa sarapan duluan ya…! Cepetan ngepak bajunya…!”
“iya mama…!” balas Dita.
****
sekitar jam 01.00 siang,
Dita dan anggota pencinta alam lainnya sampai di kaki gunung gede Pangrango.
Sesampainya disana, mereka langsung mempersiapkan diri untuk mendaki gunung
tersebut. Mereka mulai melakukan pendakian sekitar jam 02.00 siang.
Kira-kira jam 09.00
malam, akhirnya anak-anak PA sampai ditujuan. Sesampainya disana mereka
langsung membongkar semua bawaan yang disimpan dalam ranselnya, dan semuanya
mulai sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada yang mulai membangun tenda, membuat api
unggun, memasak air, bahkan ada yang langsung tidur karena kecapean.
Setelah semua tugas
selesai, mereka semua berkumpul di depan api unggun sambil menyanyikan lagu kemesraan yang biasa mereka nyanyikan
saat mendaki. Beberapa menit lagi tepat pukul 12.00 malam, dan itu artinya
pergantian tahun sudah dipelupuk mata.
Dita menjauh dari
teman-temannya, duduk dibawah pohon
besar dengan membawa segelas susu hangat. Perlahan, matanya memandang ke atas
langit yang gelap namun indah karena ribuan kejora menghiasinya. Dita kembali teringat
kenangan indahnya bersama Yudit setahun lalu, dia memang tidak bisa memungkiri
bahwa hatinya masih mancintai sosok Yuditya.
“Dita…!!!”
Dita dikejutkan oleh
suara yang memanggil namanya, dia menoleh ke arah suara itu. Dan ternyata…
“Yudit…!” Dita benar-benar
tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia melihat sosok Yudit yang tengah
berdiri tegak dibelakangnya dengan senyuman termanis yang dulu pernah dimiliki
Dita. Sebenarnya, Dita pengen banget memeluk sosok tubuh yang kini berdiri
dihadapannya, namun.. kekerasan hatinyalah yang menahan semua rasa itu, Dita
hanya mampu tediam.
“Ta…! Selamat Ulang Tahun
ya…?!” ucap Yudit lembut, lalu memberikan sekuntum bunga mawar merah,
kesayangan Dita.
Dita terpaku sesaat, lalu
dengan perlahan ia mulai mengulurkan tangannya untuk mengambil bunga yang
digenggam Yudit tersebut.
“Terima kasih…!” ucapnya
singkat.
“Ta…! Aku mau minta maaf
sama kamu atas kejadian waktu itu…! Aku janji, nggak akan mengulanginya lagi
Ta…! Dan… aku mau di hari yang membahagiakan ini kamu maafin aku dan menerima
aku lagi Ta…! Aku masih sayang banget sama kamu, aku nggak mampu jauh dari
kamu..! apalagi harus kehilangan kamu…! Aku mau kita mengulang kejadian tahun
lalu Ta…!” ucap Yudit.
Dita terdiam sesaat, ia
masih mengira bahwa semua ini hanyalah sebuah mimpi belaka.
“mmm… Dit…! Sebenernya…
aku… aku juga masih sayang sama kamu…! Aku juga mau minta maaf atas keegoisan
aku waktu itu…! Kamu mau kan ,
maafin aku…!?”
Yudit kembali tersenyum
dan menganggukan kepalanya perlahan.
“iya Ta…! Aku pasti
maafin kamu…!”
Yudit segera memeluk
cewek yang masih disayanginya itu, dan akhirnya… sejarah kembali terulang…!
Ya… tahun ini memang
tahun romantis…! Apakah kalian ikut merasakannya…?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar