Kamis, 12 April 2012

Tahun Romantis


By. Cymel

Seandainya... kau ada di sini denganku, mungkin ku tak sendiri... Bayanganmu, yang selalu menemaniku… hiasi malam sepiku... Ku ingin bersama dirimu... (Dygta _ KKSK)

Sayup-sayup terdengar alunan musik dari balik dinding kamar Dita, sebenarnya Dita pengen banget mendengarkan keras-keras lagu kesayangan yang dinyanyikan oleh group band favoritenya itu, kalau saja lagu itu tidak mengingatkan dia kepada seorang Yuditya Anggara, cowok yang selama ini disayanginya. Menurutnya lagu itu telah mengingatkannya kepada kejadian 3 bulan yang lalu, saat dia mencampakkan Yudit, kekasihnya.
Saat itu kampus dimana Dita dan Yudit berkuliah baru saja selesai mengadakan UTS. Dan saat itu Dita sangat bersemangat untuk menemui kekasihnya, maklum selama seminggu ini Dita dan Yudit bersepakat untuk tidak ketemuan (karena UTS).
“Hmmm… Yudit lagi ngapain yach…! Aku kangen banget nih sama dia…! Dia dimana yach…? Emm… pasti lagi di kantin, biasanya kalau lagi iseng gini kan dia suka ke kantin…! Aku ke kantin aja ah…!” ujarnya dalam hati.
Dengan gembira dan hati yang berbunga-bunga Dita berjalan menuju kantin kampus yang letaknya tidak begitu jauh dari kelasnya. Terlihat jelas di wajahnya yang ceria itu bahwa Dita sangat merindukan Yuditia.
Di sepanjang jalan, Dita mengembangkan senyum manisnya, dia seakan sedang membayangkan pertemuannya dengan kekasihnya itu. Namun, saat mulai mendekati kantin, raut mukanya mulai berubah. Langkahnya mulai melemah dan terasa amat berat, tapi Dita terus berusaha untuk mendekati Yuditya. Matanya mulai memerah dan hatinya terasa amat hancur saat Dita melihat Yuditya tengah memeluk Indri, mantan kekasih Yuditya yang terlihat sedang menangis di pojok kantin.
“Yudit…?!!! Apa-apaan sih kamu ini…?!” teriak Dita kemudian sehingga membuat seisi kantin memperhatikannya.
“Dita….?!!!” Yudit menoleh ke arah Dita dengan terkejut, kemudian berdiri dan berkata dengan gugup.
“Di.. Dita…! Ka.. kamu disini…?!” ucap Yuditya gugup.
“keterlaluan kamu Dit…! Aku… aku bener-bener nggak nyangka kamu bisa ngelakuin hal semunafik ini di depan aku…!! Aku benci sama kamu Dit… benci…!!!” sahut Dita sambil berlaru dari hadapan Yudit dan Indri yang masih saja menangis.
“Dita…! Tunggu…!!” teriak Yudit sambil mengejar Dita dan meninggalkan Indri sendiri di kantin.
Dita terus saja berlari tanpa memperdulikan teriakan Yudit. Hatinya kini benar-benar hancur. Namun, beberama lama kemudian akhirnya Yuditya berhasil mengejar dan menahan Dita, dia menarik tangan Dita saat berada di belakang kampus.
“Dita tunggu…! Kamu mau kemana sih…?! Aku tuh kangen banget sama kamu Ta…!?” ucap Yuditya lemah.
“cukup Dit…! Aku nggak mau mendengar omong kosong kamu lagi…! Cukup…!?” lanjut Dita.
“Dita…! Kamu harus ngedengerin penjelasan aku dulu…!?”
“udahlah Dit, nggak usah buang-buang tenaga…! Aku udah nggak mau mendengar penjelasan apa-apa lagi dari kamu…! Lebih baik, sekarang kamu kembali sama Indri..! mantan kamu itu…! Mungkin… dia lebih butuh kamu dari pada aku…!?” ucap Dita sinis.
“tunggu Ta…! Kamu tuh salah paham sama aku…!”
“salah paham…?! Salah paham apa…? Apa yang tadi aku lihat jelas-jelas di depan mata kepala aku sendiri itu adalah sebuah kesalahpahaman…?! Jangan bilang kalau itu semua cuma kebetulan atau sekedar bersandiwara…! Karena aku nggak akan percaya…!” bentak Dita.
“bukan… bukan itu maksud aku Ta…?! Kamu harus percaya sama aku…!?” balas Yudit.
“percaya…? Aku harus percaya apa lagi Dit…! Menurut aku semuanya udah cukup menjelaskan bahwa kamu tuh cowok munafik yang bisanya hanya mempermainkan cewek…! Jujur Dit…! Kamu masih sayang kan sama Indri…?! Aku tahu, aku juga sadar aku ini siapa…! Aku nggak mungkin bisa nyaingin Indri yang cantik itu…! Maaf Dit…! Seharusnya aku tahu diri, karena aku nggak pantes buat kamu…! Aku cuma kamu jadiin sebagai pelarian kamu karena putus sama Indri…! Aku ini nggak ada apa-apanya…! Aku ini jelek… aku…”
“Dita…! Cukup…!” bentak Yudit sehingga membuat Dita terdiam.
“ok…! Aku akuin memang dulu aku sayang sama Indri…! Tapi itu dulu Ta… dulu…! Sekarang.. yang aku sayang itu cuma kamu Ta…!? Nggak ada lagi wanita lain di hati aku, termasuk Indri…! Indri itu sekarang udah aku anggap sebagai adik aku sendiri Ta…! Aku udah nggak ada perasaan apa-apa lagi sama dia…! Dia Cuma sebagian dari masa lalu yang udah aku lupain…! Tadi.. dia tuh curhat sama aku kalau dia lagi punya masalah sama cowoknya…! Kamu harus percaya sama aku Ta…! Dia cuma mau nenangin diri aja…”
“dengan cara pelukan sama kamu…?!” sahut Dita.
Yudit terdiam, dia nggak tahu lagi harus menjelaskan apa sama ceweknya itu.
“udahlah Dit…! Aku… aku udah nggak percaya apa-apa lagi…! Hati aku udah hancur sekarang…! Dan aku minta.. lebih baik mulai sekarang kita nggak usah berhubungan lagi…! Ini terlalu menyakitkan buat aku Dit, kita putus…!” tegas Dita sambil berlalu dari hadapan Yudit.
Yudit tidak dapat lagi mencegah kepergian Dita, dia kini hanya mampu terdiam, menyesali semuanya sambil menatap langkah gontai Dita, yang semakin lama semakin hilang dari hadapannya.
Lamunan Dita tiba-tiba terhenti, mandengar dantang jam yang sudah menunjuk ke angka jam 12 malam. Dia sadar, bahwa ia harus segera tidur, karena besok pagi dia harus mengepak beberapa pakaian dan barang-barang yang akan dibawanya untuk mendaki puncak gunung gede Pangrango yang terletak di Cibodas, Jawa Barat.
Dita dan anak-anak klub pencinta alam memang sudah merencanakan akan merayakan malam tahun baru 2006 di atas puncak gunung Gede Pangrango sejak beberapa minggu yang lalu.
****

pagi-pagi sekali Dita sudah bangun dari tidurnya, dan dengan segera ia langsung mengemas pakaiannya ke dalam ranselnya yang lumayan gede itu. Saat ia membuka lemari pakaiannya.. tiba-tiba saja sebuah boneka teddy bear berwarna merah muda jatuh tepat di bawah telapak kaki Dita, boneka itu adalah boneka pemberian Yuditya saat itu Dita tepat berusia 19 tahun yang juga bertepatan dengan perayaan tahun baru 2005, waktu itu, pas malem tahun baru tepat pukul 12.00 malam Yuditya menyatakan cinta pada Dita.
Dita teringat kembali akan masa-masa indahnya bersama Yuditya, pertama kali Dita bertemu Yuditya adalah pas acara Ospek, dimana Yudit sebagai ketua Ospek waktu itu. Ya.. Yudit memang senior Dita di kampus.
Sejak pertama kali melihat Yudit, Dita sudah mulai jatuh cinta. Menurutnya, Yudit adalah tipe cowok yang selama ini dicarinya, dia baik, berwibawa, tinggi, sopan, dan satu lagi.. Dita jatuh cinta sama Yudit karena lesung pipitnya yang manis, ya.. Dita memang kagum sama cowok yang memiliki lesung di pipinya.
Tapi sayang, waktu itu Dita hanya mampu memendam perasaannya, karena saat itu Dita tahu kalau Yudit tengah menjalin hubungan dengan Indri, ya.. walaupun Yudit dan Indri sedang bertengkar, tapi Dita nggak mau mengambil resiko untuk dinobatkan sebagai orang ketiga dalam hubungan Yudit dan Indri.
Tapi… ternyata impian Dita menjadi kenyataan, karena setelah beberapa bulan putus dengan Indri, Yudit mulai mendekatinya dan akhirnya Yudit nembak Dita. Menurut pengakuan Yuditya saat itu, sebenarnya dia sejak pertama kali melihat Dita sudah mulai suka, tapi.. karena saat itu Yudit masih menjalin hubungan dengan Indri, dia tidak berani mendekati Dita, padahal saat itu Yudit sudah tidak mempunyai perasaan apa-apa sama Indri karena Indri telah membuat hatinya luka dengan menjalin hubungan sama cowok lain.
Dita kembali dikejutkan oleh suara ketukan pintu.
“Ta…! Dita…! Ayo sarapan dulu Ta…! Kamu kan mau pergi, nanti kamu sakit loh…!”
“Iya… sebentar…!” teriak Dita.
Dita membuka pintu kamarnya tersebut, dilihatnya seorang wanita setengah baya tengah tersenyum manis dihadapannya.
“kok buka pintunya lama banget sih…?! Tuh…  papa lagi nunggu kamu di bawah buat sarapan bareng…! Ayo… kita turun buat sarapan bareng sama papa…!” lanjut mama dengan senyumnya yang manis.
“yah… Mama…! Bentar lagi deh…! Tuh liat kamar aku berantakan banget…! Aku lagi ngepak baju nih…!” ucap Dita manja.
“ya… ampun…! Dari tadi belum selesai ngepak bajunya…?! Dari tadi kamu ngapain aja sih Ta…?!”
“he..he..” Dita hanya mampu tertawa menjawab pertanyaan dari mamanya.
“hmm… kamu ini…! Emangnya… jam berapa kamu berangkat…!?” tanya mama.
“ya… mungkin sekitar jam sebelas kali…!” jawab Dita singkat.
“Ya udah deh…! Tapi nanti sebelum berangkat kamu sarapan dulu ya…?!”
“beresss…! Ma…!?” lanjut Dita.
“ya udah kalau gitu…! Mama sama papa sarapan duluan ya…! Cepetan ngepak bajunya…!”
“iya mama…!” balas Dita.
****

sekitar jam 01.00 siang, Dita dan anggota pencinta alam lainnya sampai di kaki gunung gede Pangrango. Sesampainya disana, mereka langsung mempersiapkan diri untuk mendaki gunung tersebut. Mereka mulai melakukan pendakian sekitar jam 02.00 siang.
Kira-kira jam 09.00 malam, akhirnya anak-anak PA sampai ditujuan. Sesampainya disana mereka langsung membongkar semua bawaan yang disimpan dalam ranselnya, dan semuanya mulai sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada yang mulai membangun tenda, membuat api unggun, memasak air, bahkan ada yang langsung tidur karena kecapean.
Setelah semua tugas selesai, mereka semua berkumpul di depan api unggun sambil menyanyikan lagu kemesraan yang biasa mereka nyanyikan saat mendaki. Beberapa menit lagi tepat pukul 12.00 malam, dan itu artinya pergantian tahun sudah dipelupuk mata.
Dita menjauh dari teman-temannya,  duduk dibawah pohon besar dengan membawa segelas susu hangat. Perlahan, matanya memandang ke atas langit yang gelap namun indah karena ribuan kejora menghiasinya. Dita kembali teringat kenangan indahnya bersama Yudit setahun lalu, dia memang tidak bisa memungkiri bahwa hatinya masih mancintai sosok Yuditya.
“Dita…!!!”
Dita dikejutkan oleh suara yang memanggil namanya, dia menoleh ke arah suara itu. Dan ternyata…
“Yudit…!” Dita benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia melihat sosok Yudit yang tengah berdiri tegak dibelakangnya dengan senyuman termanis yang dulu pernah dimiliki Dita. Sebenarnya, Dita pengen banget memeluk sosok tubuh yang kini berdiri dihadapannya, namun.. kekerasan hatinyalah yang menahan semua rasa itu, Dita hanya mampu tediam.
“Ta…! Selamat Ulang Tahun ya…?!” ucap Yudit lembut, lalu memberikan sekuntum bunga mawar merah, kesayangan Dita.
Dita terpaku sesaat, lalu dengan perlahan ia mulai mengulurkan tangannya untuk mengambil bunga yang digenggam Yudit tersebut.
“Terima kasih…!” ucapnya singkat.
“Ta…! Aku mau minta maaf sama kamu atas kejadian waktu itu…! Aku janji, nggak akan mengulanginya lagi Ta…! Dan… aku mau di hari yang membahagiakan ini kamu maafin aku dan menerima aku lagi Ta…! Aku masih sayang banget sama kamu, aku nggak mampu jauh dari kamu..! apalagi harus kehilangan kamu…! Aku mau kita mengulang kejadian tahun lalu Ta…!” ucap Yudit.
Dita terdiam sesaat, ia masih mengira bahwa semua ini hanyalah sebuah mimpi belaka.
“mmm… Dit…! Sebenernya… aku… aku juga masih sayang sama kamu…! Aku juga mau minta maaf atas keegoisan aku waktu itu…! Kamu mau kan, maafin aku…!?”
Yudit kembali tersenyum dan menganggukan kepalanya perlahan.
“iya Ta…! Aku pasti maafin kamu…!”
Yudit segera memeluk cewek yang masih disayanginya itu, dan akhirnya… sejarah kembali terulang…!
Ya… tahun ini memang tahun romantis…! Apakah kalian ikut merasakannya…?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar