By. Cymel
PAGI ini, seperti biasanya Ridho tengah
asyik bergaya di depan cermin kusam yang terpajang apik di salah satu sisi
dinding kamarnya. Dengan gayanya yang sedikit genit dan lincah—persis seperti
anak umur delapan tahun yang lagi latihan fashion
show untuk pertunjukan di sekolahnya—Ridho mengerlingkan sebelah matanya kepada sosok
bayangan yang tepat berdiri di hadapannya. “hmm… selamat pagi dunia…!! I’m
come’in…!!” teriaknya kemudian sambil berdiri dengan kedua tangan
membentang—persis kayak di film titanic—dan
kembali ia bergaya sambil memamerkan senyum lebarnya. Selalu begitu. Selalu
merasa dirinya paling ganteng di dunia. Lebih tepatnya, di kamarnya sendiri. Ini
memang sudah menjadi sebagian dari rutinitas Ridho sehari-hari, selain itu
Ridho juga mempunyai satu ritual penting di pagi hari yang nggak pernah
ketinggalan, yaitu mengoleskan minyak kelapa di rambutnya yang lumayan lurus
itu. Minyak kelapa asli buatan sang nenek tersayang. Hampir tiap dua minggu
sekali Ridho meminta neneknya membuat minyak kelapa. “hmm… it’s perfect..!!” gumamnya.
Kebiasaan-kebiasaan seperti ini nggak pernah bisa diubahnya sejak ia masih
anak-anak, walaupun hampir setiap hari teman-temannya selalu meng-complain bau minyak di atas kepalanya
itu, Ridho nggak pernah peduli sama sekali. “RIDHO
DAN MINYAK KELAPA” adalah satu
kesatuan yang tidak mungkin terpisahkan! Aneh bukan…? Itulah Ridho, setiap hari
ia tidak pernah lupa membawa minyak kelapa kemanapun ia pergi. Menurutnya,
minyak kelapa itu bagus untuk pertumbuhan rambut…!!! Hemmm..! hare gene…?!?!!!
Di sekolah,
seluruh anak-anak sepakat menobatkan Ridho sebagai ‘cowok teraneh’ karena
gayanya yang memang rada-rada aneh bila dibandingkan dengan teman-teman—yang
normal—di sekolahnya. Kacamata tebal yang dipakainya saja sudah out of date, belum lagi cara berjalannya
yang selalu nunduk—nggak pernah memandang ke depan—makannya..! nggak sedikit
orang yang udah jadi korban tabrak larinya Ridho. Hehehe…!! Selain itu, ada
satu hal lagi yang membuat ciri khasnya Ridho semakin nyata, senyumnya yang
extra lebar itu yang dapat membuat semua orang yang melihatnya merasa geli dan
jijik...!
Ridho nggak
pernah peduli sama semua tanggapan temen-temennya itu. Baginya, apapun yang ia
miliki, yang ia punya, apapun yang melekat dalam tubuhnya, kebiasaanya—pokoknya
semuanya deh—adalah anugrah Illahi yang harus selalu ia syukuri. Bukankah
setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing…?? Begitu
juga dengan Ridho, walaupun dia termasuk makhluk yang ‘super aneh’, namun Tuhan
telah memberinya karunia berupa otak yang amat brilian yang selalu
menjadikannya juara umum sekaligus murid kesayangan guru-guru di sekolahnya.
Hmm… tapi tetap aja nggak ngaruh…!!!
Karena walaupun Ridho itu anak kesayangan guru-guru, toh kenyataanya anak-anak
di sekolah nggak pernah ada yang tertarik berteman apalagi menjadi teman
dekatnya Ridho. Bagi mereka, se-genius apapun
Ridho, sesayang apapun guru-guru kepadanya, Ridho tetaplah Ridho ‘manusia super
aneh’ yang kudu—harus—dijauhin dari pergaulan. Ridho dianggap “ada” kalau ada hal-hal yang mereka nggak
ngerti soal pelajaran di sekolah. Selebihnya? No way!! “temenan sama Ridho???
Nggak lah yaw..!”
****
Mulai dari Ridho
baru pertama kali menginjakkan kaki nya di muka bumi ini, pertama kali belajar
melangkahkan kaki-kaki mungilnya, pertama kali bisa ngomong (walaupun cuma bisa
ngomong baba-bibi-baba-bibi), pertama kali tumbuh sesuatu yang aneh di gusi
bagian depannya, sesuatu yang luar biasa gatel sehingga waktu itu Ridho
abis-abisan diomelin nenek karena sebagian besar barang-barang dirumah digigit
sama dia untuk melampiaskan rasa gatelnya itu. Intinya waktu Ridho masih kecil!
Sampai sekarang, saat dia udah di sunat, udah bisa pake baju plus celana nya
sendiri, udah bisa makan sendiri, udah berhasil ngumpulin beraneka macam piala
kejuaraan—juara kelas—mulai yang dari harganya dua puluh lima ribu sampe yang
harganya di atas seratus ribu, udah bisa nguasain berbagai ilmu matematika dan
fisika yang super duper rumit itu, Ridho cuma dikelilingi sama tiga ekor manusia
(emang manusia punya ekor??) yang baik hati dan tidak sombong juga rajin
menabung. Mereka adalah sahabat-sahabat terbaik buat Ridho. Yaa… walapun
sahabatnya hanya berjumlah tiga biji!!!
dan nggak semuanya normal!!,
lumayanlah buat seorang Ridho.
Sahabat pertama
Ridho adalah Aldi, dia adalah anak dari salah satu pengusaha kecil yang lumayan
sukses. Bokapnya Aldi membuka usaha kecil-kecilan di sebuah bangunan yang hanya
berukuran 8x10 meter. Dan karena usaha bokapnya itulah, Aldi harus rela di
sebut sebagai anak juragan keripik
singkong. Tapi walaupun demikian, Aldi fine-fine
aja tuh menerima julukan yang norak kayak gitu. Karena bagi Aldi, dengan usaha
yang dirintis bokapnya dari nol itulah
Aldi bisa hidup sedikit lebih nyaman dari tiga orang sahabatnya itu.
Memang, diantara
ketiga sahabat Ridho, hanya Aldi lah yang bisa menjadi tumpuan alias tempat
pertolongan bagi yang lainnya. Bila ada salah satu dari mereka yang sedang
kesusahan, Aldi selalu siap membantu. Bahkan, Aldi rela ngejabat sebagai supir
pribadi buat teman-temannya setiap hari. Maklum, hanya Aldi lah satu-satunya
yang memilikki mobil diantara mereka berempat.
“Walaupun butut…
yang penting kan masih bisa jalan… dari pada kalian semuannya jalan kaki di
bawah terik matahari kayak gini! Lagian… dari pada buat bayar angkot, mending
duitnya dipake buat nraktir gue es campur. Iya nggak??!!!” sahutnya bila salah
seorang temannya mengomentari keadaan mobilnya yang ‘saban ari mogok mulu’.
Yang kedua
adalah Joko, seorang yang bisa juga dibilang aneh. Bayangin aja…!!? Setiap hari dia cuma bisa ngomong pake kata
‘secara’. Contohnya aja kemaren, waktu ada murid baru pindahan dari luar kota,
Joko dengan gayanya yang khas memperkenalkandiri. “perkenalkan, nama gue Joko
Adipura, ya… secara gue anaknya baik hati, nggak sombong, dan rajin menabung,
jadi loe cukup panggil gue Joko aja!!!”. hmm???!?!??!!
Sedangkan
sahabat Ridho yang ketiga bernama Arysta, sebenarnya dengan kecantikan yang
dimilikinya, cewek manis yang satu ini bisa dengan mudah merebut perhatian cowok-cowok
di sekolah, namun penampilannya yang teramat ‘perkasa’ yang membuat kecantikannya tak dapat terlihat. Walaupun
Arysta itu lumayan manis kalau dibandingkan dengan teman-teman sekolahnya,
tapi…tingkah lakunya yang seperti lelaki tulen
itu yang membuat cowok-cowok di sekolah enggan untuk mendekatinya. Wong di
sekolah aja ngambil eskulnya taekwondo
kok. Dan jangan heran kalau nggak ada seorang anakpun di sekolah yang kenal
sama yang namanya “Arysta”. Bukan karena Arysta nggak terkenal, tapi karena
anak-anak satu sekolah itu mengenal Arysta dengan sebutan ‘Aris macho’.
****
Di sekolah
Ridho, terdapat beberapa catatan mengenai sederetan apatas alias artis papan atas SMU RAJAWALI, mereka adalah
sekelompok cowok-cowok keren yang terdiri dari Alex, Aldi sahabat Ridho,
Pongky, Abeng, dan Ubay yang tergabung dalam tim basket Rajawali. Dan
sekelompok cewek-cewek cantik yang beranggotakan Tasya, Marcella, Dina, Putri,
dan Vera, dan kebetulan juga mereka berlima tergabung dalam anggota cheerleader
‘R5 star’ (baca: r’ five star) yang artinya 5 bintang Rajawali. Dan tak dapat dipungkiri juga kalau ternyata anak-anak ‘R5
star’ memegang rating tertinggi di antara kelompok-kelompok cheerleader sekolah
lain, dengan banyaknya penggemar dan kecantikan yang mereka milikki.
Cowok-cowok di sekolah itu juga hanya tertarik dengan
cewek-cewek yang gaul, seksi, fungky, cantik, pandai merayu dan jago dandan. Dan semua kriteria itu
hanya ada pada cewek yang memegang jabatan sebagai ketua tim cheer’s ‘R5 star’,
dia adalah Tasya Artania, cewek kelahiran bandung yang super cantik ini
memiliki postur tubuh serupa super model yang “wwwaauuu…!!!”
Tasya adalah
cewek paling popular di sekolah, dengan kecantikan yang dimilikinya dia selalu
berhasil mendapatkan apapun yang ia mau, seperti menggaet cowok-cowok di
sekolah…! Ditambah lagi dengan pakaian super
sexy yang selalu dikenakannya sehingga semakin banyak cowok yang bersaing
demi untuk mendapatkan perhatiannya. Namun demikian, Tasya itu mempunyai banyak
kekurangan. Dia itu terlalu judes, sombong, sok penguasa, suka menindas dan
menganggap sepele orang lain, apalagi yang menurutnya orang itu nggak selevel
dengannya.
Selama ini yang
dapat menarik perhatian Tasya hanyalah Alex. Bagaimana tidak..! karena Alex itu
satu-satunya cowok yang memenuhi persyaratan sebagai cowoknya Tasya. Dia itu
ganteng, putih, tinggi, atletis, jago main basket, bermata tajam, dan yang
paling menonjol adalah karena Alex itu orang terkaya di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar