Jumat, 13 April 2012

Ridho...Episode I

By. Cymel


PAGI ini, seperti biasanya Ridho tengah asyik bergaya di depan cermin kusam yang terpajang apik di salah satu sisi dinding kamarnya. Dengan gayanya yang sedikit genit dan lincah—persis seperti anak umur delapan tahun yang lagi latihan fashion show untuk pertunjukan di sekolahnya—Ridho  mengerlingkan sebelah matanya kepada sosok bayangan yang tepat berdiri di hadapannya. “hmm… selamat pagi dunia…!! I’m come’in…!!” teriaknya kemudian sambil berdiri dengan kedua tangan membentang—persis kayak di film titanic—dan kembali ia bergaya sambil memamerkan senyum lebarnya. Selalu begitu. Selalu merasa dirinya paling ganteng di dunia. Lebih tepatnya, di kamarnya sendiri. Ini memang sudah menjadi sebagian dari rutinitas Ridho sehari-hari, selain itu Ridho juga mempunyai satu ritual penting di pagi hari yang nggak pernah ketinggalan, yaitu mengoleskan minyak kelapa di rambutnya yang lumayan lurus itu. Minyak kelapa asli buatan sang nenek tersayang. Hampir tiap dua minggu sekali Ridho meminta neneknya membuat minyak kelapa.  “hmm… it’s perfect..!!” gumamnya. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini nggak pernah bisa diubahnya sejak ia masih anak-anak, walaupun hampir setiap hari teman-temannya selalu meng-complain bau minyak di atas kepalanya itu, Ridho nggak pernah peduli sama sekali. “RIDHO DAN MINYAK KELAPA”  adalah satu kesatuan yang tidak mungkin terpisahkan! Aneh bukan…? Itulah Ridho, setiap hari ia tidak pernah lupa membawa minyak kelapa kemanapun ia pergi. Menurutnya, minyak kelapa itu bagus untuk pertumbuhan rambut…!!! Hemmm..! hare gene…?!?!!!
Di sekolah, seluruh anak-anak sepakat menobatkan Ridho sebagai ‘cowok teraneh’ karena gayanya yang memang rada-rada aneh bila dibandingkan dengan teman-teman—yang normal—di sekolahnya. Kacamata tebal yang dipakainya saja sudah out of date, belum lagi cara berjalannya yang selalu nunduk—nggak pernah memandang ke depan—makannya..! nggak sedikit orang yang udah jadi korban tabrak larinya Ridho. Hehehe…!! Selain itu, ada satu hal lagi yang membuat ciri khasnya Ridho semakin nyata, senyumnya yang extra lebar itu yang dapat membuat semua orang yang melihatnya merasa geli dan jijik...!
Ridho nggak pernah peduli sama semua tanggapan temen-temennya itu. Baginya, apapun yang ia miliki, yang ia punya, apapun yang melekat dalam tubuhnya, kebiasaanya—pokoknya semuanya deh—adalah anugrah Illahi yang harus selalu ia syukuri. Bukankah setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing…?? Begitu juga dengan Ridho, walaupun dia termasuk makhluk yang ‘super aneh’, namun Tuhan telah memberinya karunia berupa otak yang amat brilian yang selalu menjadikannya juara umum sekaligus murid kesayangan guru-guru di sekolahnya. Hmm… tapi tetap aja nggak ngaruh…!!! Karena walaupun Ridho itu anak kesayangan guru-guru, toh kenyataanya anak-anak di sekolah nggak pernah ada yang tertarik berteman apalagi menjadi teman dekatnya Ridho. Bagi mereka, se-genius apapun Ridho, sesayang apapun guru-guru kepadanya, Ridho tetaplah Ridho ‘manusia super aneh’ yang kudu—harus—dijauhin dari pergaulan. Ridho dianggap “ada kalau ada hal-hal yang mereka nggak ngerti soal pelajaran di sekolah. Selebihnya? No way!! “temenan sama Ridho??? Nggak lah yaw..!”

****

Mulai dari Ridho baru pertama kali menginjakkan kaki nya di muka bumi ini, pertama kali belajar melangkahkan kaki-kaki mungilnya, pertama kali bisa ngomong (walaupun cuma bisa ngomong baba-bibi-baba-bibi), pertama kali tumbuh sesuatu yang aneh di gusi bagian depannya, sesuatu yang luar biasa gatel sehingga waktu itu Ridho abis-abisan diomelin nenek karena sebagian besar barang-barang dirumah digigit sama dia untuk melampiaskan rasa gatelnya itu. Intinya waktu Ridho masih kecil! Sampai sekarang, saat dia udah di sunat, udah bisa pake baju plus celana nya sendiri, udah bisa makan sendiri, udah berhasil ngumpulin beraneka macam piala kejuaraan—juara kelas—mulai yang dari harganya dua puluh lima ribu sampe yang harganya di atas seratus ribu, udah bisa nguasain berbagai ilmu matematika dan fisika yang super duper rumit itu, Ridho cuma dikelilingi sama tiga ekor manusia (emang manusia punya ekor??) yang baik hati dan tidak sombong juga rajin menabung. Mereka adalah sahabat-sahabat terbaik buat Ridho. Yaa… walapun sahabatnya hanya berjumlah tiga biji!!! dan nggak semuanya normal!!, lumayanlah buat seorang Ridho.
Sahabat pertama Ridho adalah Aldi, dia adalah anak dari salah satu pengusaha kecil yang lumayan sukses. Bokapnya Aldi membuka usaha kecil-kecilan di sebuah bangunan yang hanya berukuran 8x10 meter. Dan karena usaha bokapnya itulah, Aldi harus rela di sebut sebagai anak juragan keripik singkong. Tapi walaupun demikian, Aldi fine-fine aja tuh menerima julukan yang norak kayak gitu. Karena bagi Aldi, dengan usaha yang dirintis bokapnya dari nol itulah Aldi bisa hidup sedikit lebih nyaman dari tiga orang sahabatnya itu.
Memang, diantara ketiga sahabat Ridho, hanya Aldi lah yang bisa menjadi tumpuan alias tempat pertolongan bagi yang lainnya. Bila ada salah satu dari mereka yang sedang kesusahan, Aldi selalu siap membantu. Bahkan, Aldi rela ngejabat sebagai supir pribadi buat teman-temannya setiap hari. Maklum, hanya Aldi lah satu-satunya yang memilikki mobil diantara mereka berempat.
“Walaupun butut… yang penting kan masih bisa jalan… dari pada kalian semuannya jalan kaki di bawah terik matahari kayak gini! Lagian… dari pada buat bayar angkot, mending duitnya dipake buat nraktir gue es campur. Iya nggak??!!!” sahutnya bila salah seorang temannya mengomentari keadaan mobilnya yang ‘saban ari mogok mulu’.
Yang kedua adalah Joko, seorang yang bisa juga dibilang aneh. Bayangin aja…!!? Setiap hari dia cuma bisa ngomong pake kata ‘secara’. Contohnya aja kemaren, waktu ada murid baru pindahan dari luar kota, Joko dengan gayanya yang khas memperkenalkandiri. “perkenalkan, nama gue Joko Adipura, ya… secara gue anaknya baik hati, nggak sombong, dan rajin menabung, jadi loe cukup panggil gue Joko aja!!!”. hmm???!?!??!!
Sedangkan sahabat Ridho yang ketiga bernama Arysta, sebenarnya dengan kecantikan yang dimilikinya, cewek manis yang satu ini bisa dengan mudah merebut perhatian cowok-cowok di sekolah, namun penampilannya yang teramat ‘perkasa’ yang membuat kecantikannya tak dapat terlihat. Walaupun Arysta itu lumayan manis kalau dibandingkan dengan teman-teman sekolahnya, tapi…tingkah lakunya yang seperti lelaki tulen itu yang membuat cowok-cowok di sekolah enggan untuk mendekatinya. Wong di sekolah aja ngambil eskulnya taekwondo kok. Dan jangan heran kalau nggak ada seorang anakpun di sekolah yang kenal sama yang namanya “Arysta”. Bukan karena Arysta nggak terkenal, tapi karena anak-anak satu sekolah itu mengenal Arysta dengan sebutan ‘Aris macho’.

****

Di sekolah Ridho, terdapat beberapa catatan mengenai sederetan apatas alias artis papan atas SMU RAJAWALI, mereka adalah sekelompok cowok-cowok keren yang terdiri dari Alex, Aldi sahabat Ridho, Pongky, Abeng, dan Ubay yang tergabung dalam tim basket Rajawali. Dan sekelompok cewek-cewek cantik yang beranggotakan Tasya, Marcella, Dina, Putri, dan Vera, dan kebetulan juga mereka berlima tergabung dalam anggota cheerleader ‘R5 star’ (baca: r’ five star) yang artinya 5 bintang Rajawali. Dan tak dapat dipungkiri juga kalau ternyata anak-anak ‘R5 star’ memegang rating tertinggi di antara kelompok-kelompok cheerleader sekolah lain, dengan banyaknya penggemar dan kecantikan yang mereka milikki.
Cowok-cowok di sekolah itu juga hanya tertarik dengan cewek-cewek yang gaul, seksi, fungky, cantik, pandai merayu dan  jago dandan. Dan semua kriteria itu hanya ada pada cewek yang memegang jabatan sebagai ketua tim cheer’s ‘R5 star’, dia adalah Tasya Artania, cewek kelahiran bandung yang super cantik ini memiliki postur tubuh serupa super model yang “wwwaauuu…!!!”
Tasya adalah cewek paling popular di sekolah, dengan kecantikan yang dimilikinya dia selalu berhasil mendapatkan apapun yang ia mau, seperti menggaet cowok-cowok di sekolah…! Ditambah lagi dengan pakaian super sexy yang selalu dikenakannya sehingga semakin banyak cowok yang bersaing demi untuk mendapatkan perhatiannya. Namun demikian, Tasya itu mempunyai banyak kekurangan. Dia itu terlalu judes, sombong, sok penguasa, suka menindas dan menganggap sepele orang lain, apalagi yang menurutnya orang itu nggak selevel dengannya.
Selama ini yang dapat menarik perhatian Tasya hanyalah Alex. Bagaimana tidak..! karena Alex itu satu-satunya cowok yang memenuhi persyaratan sebagai cowoknya Tasya. Dia itu ganteng, putih, tinggi, atletis, jago main basket, bermata tajam, dan yang paling menonjol adalah karena Alex itu orang terkaya di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar