Part Four
Pagi pukul 5 lebih aku
segera pergi dari rumah dan aku segera menemui sahabatku di rumahnya.
Senangnya… Ternyata dia tidak
terpengaruh seperti yang lain. Lalu aku mengajaknya untuk pergi Camping selama 1
hari 1 malam saja.
Nia semakin tertarik
ketika aku menceritakan kejadian kemarin sore ketika aku menemukan sebuah Goa
indah di Bak Batu Kesegaran. Aku ceritakan secara detail apa saja yang aku
lihat.
Yap… aku putuskan untuk ceritakan padanya
tentang Batu Kesedihanku dan Bak Batu Kesegaran itu.
Saat itu juga Nia berkemas
dan kami berangkat. Nia hanya meninggalkan secarik kertas dengan berisikan
pesan kalau kami pergi Camping hari ini. Ditempat yang tidak jauh dari rumah.
Menyenangkan sekali.
Langkah pertama
benar-benar dia abadikan. Dia ambil kamera pocket dari tasnya kemudian
memotretku yang sedang melewati jendela kamarnya yang terdapat di lantai satu
rumahnya. Kemudian dia jepret lagi aku yang terjatuh ketika menuruni tangga
yang disandarkan dari tanah ke langit-langit rumah untuk tumbuhan merambat yang
ibunya tanam sudah lama.
Hahaha.. Barang-barang
yang dia bawa lebih lengkap dari apa yang aku bawa. Nia tidak pernah
meninggalkan Walkman kesayangannya yang berwarna biru muda kemanapun dia pergi,
Kamera Pocket, lampu badai, HP. Bahkan alat make-up pun tidak lupa dia bawa.
Hayaa….
Dengan sembunyi-sembunyi
kami segera lari menuju gunung dibelakang kampung. Peta yang aku buat aku
berikan kepadanya agar ia memahami lingkungan dan tanda-tanda yang aku buat
sepanjang perjalanan pulang kemarin.
Satu jam perjalanan,
sampailah kami di lokasi Batu Kesedihan. Dan petualangan untuk Nia mencari Batu
Bak Kesegaran pun akan segera dimulai.
Weits… belum akan dimulai…
Kami istirahat sejenak,
menikmati pemandangan hamparan sawah menghijau dari ketinggian bersama. Musik
alam dari kicauan burung-burung, para serangga yg saling menyapa, dan hembusan
dingin udara pagi, embun yang masih menyelimuti rumput2 liar yg tumbuh di
lokasi itu,, indaaaahhhhh…..!!!!!
Sambil membahas lokasi
itu, sambil ngemil makanan kesukaan kami.
Kalau aku? Keripik
singkong, Goodtime biscuit rasa coklat, dan Susu Ultra rasa Strawberry. Kalau Nia, Biskuit Togo, snack Taro, dan susu
Ultra rasa Coklat.
…
Yak…!!! Cemilan beres… menikmati pemandangan bersama
suksess…. Pasang tenda selesai. Siap-siap berpetualang sekarang. Fu fu fu……
Pertama-tama, kusuruh Nia
membuka peta yang aku buat semalam. Dan mempelajarinya lagi sesuai dengan
lokasi. “wah.. bakalan seru nih” kataku bersemangat.
Dari peta yang aku buat,
petunjuk pertama harus melamun di Batu Kesedihan. Hahahahaa…. “kenapa musti
kyak gitu? Mana bisa sedih pula kalo kita bersemangat kyak gini,, hahahaa”
Tanya Nia. “Weeh…, Soalnya hanya dengan cara itu kau akan menemukan petunjuk
berikutnya” kataku sambil senyum-senyum dan mengangkat alis ku beberapa kali.
“Huff.. baaaik laaaaah…….
Akan aku coba.” Dengan lantang Nia menyemangati diri. “Tidak ada hal yang tidak
bisa aku lakukan. Selama ada kamu sobat..!!” kata Nia sambil menepuk-nepuk
bahuku dan tersenyum lebar. Jiaah…. Sok keren… hahahaahhaaa….
Kemudian Nia mencari si
Batu Kesedihan itu. Gak susah kok. Karena hanya satu-satunya batu besar yang
ada di lokasi itu. Setelah ketemu, dia mulai duduk dan memandang pemandangan
yang segar dan indaaaaahhhh dengan serius. Wajahnya terliat menjadi sedih…
“ck ck ck… gie napain Ni?”
tanyaku bingung. “laah… katanya gw kudu melamun… lagi cari mood lamunan nih..
hahahaa. Merusak konsentrasi. Mundurrr sanaa..!!!” jawabnya.
Ck ck ck serius nyaaaa…..
Hanya beberapa menit saja,
Nia sudah mulai beranjak dari betu besar itu. Aku lihat, dia berjalan berputar…
seperti mencari sesuatu. “Ngapain Ni?” tanyaku. “Sttttt…. Ada sesuatu..!!”
jawabnya. Aku hanya berdiri keheranan melihat tingkah lakunya.
“ada jejak..!!!”
teriaknya. “Haa? Jejak?” Tanyaku dalam hati. Yang aku tunggu rasanya kesadaran
dia untuk mendengarkan suara gemericik air seperti yang aku dengar. Kenapa kok
ini malah jejak? Jejak apa pula? Aneh..
Sambil keheranan, aku
ikuti deh apa yg dia cari.
Terus mengikuti.. tanpa
ada tujuan ujungnya dimana.
Ternyata jejak yang Nia
liat itu terus menelusuri sebuah jalan setapak. Dan gak lama, terlihat dikejauhan
ada sebuah perkampungan. Hmm penasaran….. segera aku dan Nia menuju
perkampungan itu.
Di tengah jalan, kami
berpapasan dgn seorang pemuda, yang kalau diperhatikan dengan serius… cakep juga, hehee. “Kayaknya tipe gw banget deh” kataku
dalam hati.
Rambut hitam belah dua dan
panjangnya sampai ke bahunya, ponynya yg panjang hampir menutupi wajahnya,
hidung mancung. Tapi tuh cowok, tiba-tiba bilang “ hei muka bullet”. Ck ck ck…..
“Apaa…????” tanyaku lantang dengan wajah garang, sambil mengepalkan tangan
mendekati kearahnya. Tapi Nia menahanku…
“kenal juga nggak…
beraninya ngatain aku si muka bullet.” Kataku dengan cemberut. “Iya.. iya… aku
memang gemuk…” kataku sambil di tarik menjauh sama Nia.
Gak lama Nia kemudian
kembali ke cowok itu untuk meminta maaf, dan aku baru tahu kalau dia bernama
Zakku. Nama yang keren… cocok dengan rambutnya. Tapi jahill…. “Jelek..!!!”
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar