Selasa, 17 April 2012

Batu Kesedihan (part four)


Part Four





Pagi pukul 5 lebih aku segera pergi dari rumah dan aku segera menemui sahabatku di rumahnya.

Senangnya… Ternyata dia tidak terpengaruh seperti yang lain. Lalu aku mengajaknya untuk pergi Camping selama 1 hari 1 malam saja.

Nia semakin tertarik ketika aku menceritakan kejadian kemarin sore ketika aku menemukan sebuah Goa indah di Bak Batu Kesegaran. Aku ceritakan secara detail apa saja yang aku lihat.

 Yap… aku putuskan untuk ceritakan padanya tentang Batu Kesedihanku dan Bak Batu Kesegaran itu.

Saat itu juga Nia berkemas dan kami berangkat. Nia hanya meninggalkan secarik kertas dengan berisikan pesan kalau kami pergi Camping hari ini. Ditempat yang tidak jauh dari rumah.

Menyenangkan sekali.

Langkah pertama benar-benar dia abadikan. Dia ambil kamera pocket dari tasnya kemudian memotretku yang sedang melewati jendela kamarnya yang terdapat di lantai satu rumahnya. Kemudian dia jepret lagi aku yang terjatuh ketika menuruni tangga yang disandarkan dari tanah ke langit-langit rumah untuk tumbuhan merambat yang ibunya tanam sudah lama.

Hahaha.. Barang-barang yang dia bawa lebih lengkap dari apa yang aku bawa. Nia tidak pernah meninggalkan Walkman kesayangannya yang berwarna biru muda kemanapun dia pergi, Kamera Pocket, lampu badai, HP. Bahkan alat make-up pun tidak lupa dia bawa. Hayaa….

Dengan sembunyi-sembunyi kami segera lari menuju gunung dibelakang kampung. Peta yang aku buat aku berikan kepadanya agar ia memahami lingkungan dan tanda-tanda yang aku buat sepanjang perjalanan pulang kemarin.

Satu jam perjalanan, sampailah kami di lokasi Batu Kesedihan. Dan petualangan untuk Nia mencari Batu Bak Kesegaran pun akan segera dimulai.

Weits… belum akan dimulai…

Kami istirahat sejenak, menikmati pemandangan hamparan sawah menghijau dari ketinggian bersama. Musik alam dari kicauan burung-burung, para serangga yg saling menyapa, dan hembusan dingin udara pagi, embun yang masih menyelimuti rumput2 liar yg tumbuh di lokasi itu,,  indaaaahhhhh…..!!!!!

Sambil membahas lokasi itu, sambil ngemil makanan kesukaan kami.

Kalau aku? Keripik singkong, Goodtime biscuit rasa coklat, dan Susu Ultra rasa Strawberry.  Kalau Nia, Biskuit Togo, snack Taro, dan susu Ultra rasa Coklat.








Yak…!!!  Cemilan beres… menikmati pemandangan bersama suksess…. Pasang tenda selesai. Siap-siap berpetualang sekarang. Fu fu fu……

Pertama-tama, kusuruh Nia membuka peta yang aku buat semalam. Dan mempelajarinya lagi sesuai dengan lokasi. “wah.. bakalan seru nih” kataku bersemangat.

Dari peta yang aku buat, petunjuk pertama harus melamun di Batu Kesedihan. Hahahahaa…. “kenapa musti kyak gitu? Mana bisa sedih pula kalo kita bersemangat kyak gini,, hahahaa” Tanya Nia. “Weeh…, Soalnya hanya dengan cara itu kau akan menemukan petunjuk berikutnya” kataku sambil senyum-senyum dan mengangkat alis ku beberapa kali.

“Huff.. baaaik laaaaah……. Akan aku coba.” Dengan lantang Nia menyemangati diri. “Tidak ada hal yang tidak bisa aku lakukan. Selama ada kamu sobat..!!” kata Nia sambil menepuk-nepuk bahuku dan tersenyum lebar. Jiaah…. Sok keren… hahahaahhaaa….

Kemudian Nia mencari si Batu Kesedihan itu. Gak susah kok. Karena hanya satu-satunya batu besar yang ada di lokasi itu. Setelah ketemu, dia mulai duduk dan memandang pemandangan yang segar dan indaaaaahhhh dengan serius. Wajahnya terliat menjadi sedih…

“ck ck ck… gie napain Ni?” tanyaku bingung. “laah… katanya gw kudu melamun… lagi cari mood lamunan nih.. hahahaa. Merusak konsentrasi. Mundurrr sanaa..!!!” jawabnya.

Ck ck ck serius nyaaaa…..

Hanya beberapa menit saja, Nia sudah mulai beranjak dari betu besar itu. Aku lihat, dia berjalan berputar… seperti mencari sesuatu. “Ngapain Ni?” tanyaku. “Sttttt…. Ada sesuatu..!!” jawabnya. Aku hanya berdiri keheranan melihat tingkah lakunya.

“ada jejak..!!!” teriaknya. “Haa? Jejak?” Tanyaku dalam hati. Yang aku tunggu rasanya kesadaran dia untuk mendengarkan suara gemericik air seperti yang aku dengar. Kenapa kok ini malah jejak? Jejak apa pula? Aneh..

Sambil keheranan, aku ikuti deh apa yg dia cari.

Terus mengikuti.. tanpa ada tujuan ujungnya dimana.

Ternyata jejak yang Nia liat itu terus menelusuri sebuah jalan setapak. Dan gak lama, terlihat dikejauhan ada sebuah perkampungan. Hmm penasaran….. segera aku dan Nia menuju perkampungan itu.

Di tengah jalan, kami berpapasan dgn seorang pemuda, yang kalau diperhatikan dengan serius… cakep juga, hehee.  “Kayaknya tipe gw banget deh” kataku dalam hati.

Rambut hitam belah dua dan panjangnya sampai ke bahunya, ponynya yg panjang hampir menutupi wajahnya, hidung mancung. Tapi tuh cowok, tiba-tiba bilang “ hei muka bullet”. Ck ck ck….. “Apaa…????” tanyaku lantang dengan wajah garang, sambil mengepalkan tangan mendekati kearahnya. Tapi Nia menahanku…

“kenal juga nggak… beraninya ngatain aku si muka bullet.” Kataku dengan cemberut. “Iya.. iya… aku memang gemuk…” kataku sambil di tarik menjauh sama Nia.

Gak lama Nia kemudian kembali ke cowok itu untuk meminta maaf, dan aku baru tahu kalau dia bernama Zakku. Nama yang keren… cocok dengan rambutnya. Tapi jahill…. “Jelek..!!!”



---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar